Facebook

Rabu, 08 Juni 2016

laporan praktikum identifikasi gulma,penyakit dan hama pada budidaya tanaman jagung



LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGRONOMI
MENGIDENTIFIKASI GULMA,PENYAKIT DAN HAMA PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG
Dosen pengampu : APRILIA HARTANTI,S.P,M.P

http://4.bp.blogspot.com/_saDAs2F75AA/SSLiXN-T8lI/AAAAAAAAADg/0PUbqn_NSMY/s400/Faperta+UPM.jpg

Disusun oleh       : Irmatussiyam ( 15.141.0018 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PANCA MARGA KABUPATEN PROBOLINGGO
JALAN YOS SUDARSO PABEAN DRINGU KABUPATEN PROBOLINGGO




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Jagung merupakan suatu tanaman yang memiliki peranan penting dalam industri berbasis agribisnis. Dan tanaman jagung juga merupakan tanaman semusim, yang bisa di panen 60-80 untuk tahun 2009, Deotan melalui Direktorat Jendral Tanaman Pangan mengklaim produksi jagung mencapai 18 juta ton. Jagung dimanfaatkan untuk konsumsi, bahan baku industri pangan, industri pakan ternak dan bahan bakar. Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring berkembangnya industri pakan dan pangan namun hasil produksi tanaman jagung terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan karena hasil panen yang rendah.
Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama,gulma dan penyakit .
Hama dan penyakit seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan terwujudnya produksi. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas rendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Sedangkan penyakit tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kekurangan hara pun termasuk golongan penyakit. Sedangkan gulma adalah tumbuhan liar yang mengganggu tanaman budidaya. Contoh : rumput, alang-alang, benalu.
Pemberantasan hama secara ekologis yaitu memberantas gulma, hama atau penyakit dengan cara merubah lingkungan — Pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil baik apabila memperhatikan hal berikut : Waktu penggunaan, pestisida hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja disaat pengguanaan cara lain sudah tidak memungkinkan lagi Dosis yang tepat, pestisida digunakan dengan dosis yang tepat disesuaikan dengan kondisi setempat Luas areal yang terserang, pestisida digunakan seperlunya saja sesuai dengan luas areal yang terserang agar efek lethal pestisida pada areal pertanaman yang lain tidak terpengaruh Jenis pestisida yang selektif, dipilih pestisida yang secara efektif hanya mematikan jenis hama atau penyakit sasaran sajja dan mempunyai daya racun tinggi.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil seperti virus, bakteri atau jamur. Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Kehadiran hama dan penyakit pada tumbuhan jelas merugikan. Langkah pengendalian hanya bisa dilakukan bila para petani mengenal dengan baik gejala srangan atau penyakit yang ditimbulkan masing-masing organisme.

Pengertian hama: segala sesuatu yang bersifat mengganggu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Jenis hama:

        1. serangga (insecta)
        2. hewan lunak (Mollusca)
        3. hewan pengerat (rodentia)
        4. mamalia
   
Contoh hama:
    1. Insecta:
a.       ulat grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua
b.       ulat kupu artona (Artona catoxanta), menyerang tanaman kelapa pada daun dan buahnya
        c. belalang sexava
        d. hama penggerek, biasanya berupa:
Ø  penggerek umbi ketela rambat
Ø  penggerek batang tebu bergaris
Ø  penggerek pucuk jagung
Ø  penggerek bunga pisang
Ø  penggerek buah jambu air
Ø  penggerek biji kedelai
        e. hama wereng coklat (Nilaparvata Lugens), menyerang pada tanaman padi, buah-  buahan dan palawija
        f. hama walang sangit (Leptocorisa oratorius F), mengisap cairan saat padi matang susu
   2. Mollusca (hewan lunak):
Ø  keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck), menyerang pada tanaman padi
Ø  bekicot (Achatina fulica), menyerang hampir semua jenis tanaman (padi, palawija, tanaman hias)
   3. Rodentia (hewan pengerat):
Ø  Bajing (Callosciurus notatus), hama pada tanaman kelapa dan kopi
Ø  Tikus, bisa berupa tikus wirok (Bandikota indica) atau juga tikus celurut (Suncus murumus)
   4. Mamalia:
Ø  Celeng (Sus verrucosus), menyerang hampir semua tanaman (padi, palawija)
Ø  Monyet (Macaca fascicularis), menyerang hampir semua tanaman khususnya yang berbuah (pisang, jagung, dll)

. Cara Pengendalian Hama
    1. Secara Biologi, yaitu dengan memanfaatkan predator alami dari masing-masing jenis hama.
    2. Secara Kimiawi, yaitu dengan menggunakan:
Ø  Insektisida, untuk membasmi hama yang berupa serangga
Ø  Malakosida, untuk membasmi hama yang berupa hewan lunak
Ø  Rodentisida, untuk membasmi hama yang berupa hewan pengerat
Ø  Ovisida, untuk membasmi hama yang berupa telur
Ø  Nematosida, untuk membasmi hama yang berupa cacing
Ø  Herbisida, untuk membasmi gulma
Ø  Fungisida, untuk membasmi hama/penyakit yang disebabkan oleh jamur
    3. Secara Mekanik, yaitu dengan peralatan tertentu untuk mengusir atau meminimalisir jumlah hama pada suatu lahan.

 Gulma

Gulma adalah tumbuhan pengganggu, bisa berupa tumbuhan liar atau sisa-sisa tanaman budidaya yang sebelumnya ditumpangsarikan dengan tanaman utama. Keberadaan gulma bisa berakibat fatal bagi tanaman utama. Tanaman pengganggu ini bukan hanya menyebabkan pelambatan saat berbuah, tetapi juga potensial mematikan tanaman. Pasalnya, gulma bisa menjadi agen penyebar virus, bakteri, serta cendawan penyebab penyakit. Selain itu, gulma juga bisa menjadi inang atau tempat hidup hama, seperti ulat dan belalang. Menurut para ahli, gulma terdiri atas 3 golongan utama : golongan rumput, golongan teki, golongan tumbuhan berdaun lebar. Gulma yang paling banyak mengganggu tanaman ialah golongan rumput, golongan berdaun lebar, dan yang paling sedikit golongan teki.

Penyakit pada Tanaman

    Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri maupun cuaca merupakan pengertian penyakit pada tanaman. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, melainkan mengganggu proses-proses fisiologi yang berlangsung di dalam tubuh tumbuhan.Oleh karena itu, tumbuhan atau tanaman yang terkena penyakit bagian tubuhnya utuh, tetapi proses fisiologis dalam tubuhnya terganggu, yang mengakibatkan aktivitas hidupnya terganggu dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Contoh-contoh Penyakit pada Tanaman
    1. disebabkan oleh jamur
        1. Penyakit Antraknose pada cabai disebabkan oleh jamur Collectotrichum gloesporiodes
        2. Penyakit busuk daun pada kentang disebabkan jamur Phytoptora infestans
       
    2. disebabkan oleh bakteri
        1. Erwinia coratovora, menyebabkan penyakit layu bakteri pada tanaman hias
        2. Xanthomonas oryzae, menyerang pucuk tanaman padi
   3. disebabkan oleh virus
        1. Virus Tungro, menyebabkan penyakit tungro pada padi
        2. Virus Gemini, menyebabkan penyakit kuning pada cabai
        3. Virus CMV (Cucumber Mozaik Virus), menyerang pada tanaman timun
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
1.      Usahakan agar tanaman selalu dalam kondisi sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya
2.      Jangan membiarkan tanaman terlalu rimbun, sehingga tanaman mendapatkan cukup sinar matahari
3.      Jangan biarkan tanaman terserang hewan-hewan yang merupakan inang dari virus atau bakteri
4.      Jaga agar lingkungan selalu dalam keadaan bersih
5.      Penggunaan obat-obatan kimia hanyalah merupakan alternatif paling akhir dalam penyelamatan tanaman.



















BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengidentifikasi serangan gulma,penyakit dan hama pada tanaman jagung :
          Hari, Tanggal          :       Jum’at,27 Mei 2016
          Waktu                    :       08.00 WIB - selesai
  Tempat                   :       Di Jalan timbangan – Dringu,Kabupaten Probolinggo (disalah satu sawah milik petani pembudidaya tanaman jagung)

3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum:
·    Alat tulis
·    Kamera
·    Kertas data pengamatan
·    Tanaman jagung (disalah satu sawah warga)

3.3  Cara Kerja

·         Mengamati gejala serangan gulma,penyakit dan hama pada tanaman jagung.
·         Mengidentifikasi dan mencatat hasil praktikum serangan gulma,penyakit dan hama pada tanaman jagung.
·         Mendokumentasikan hasil pengamatan serangan gulma,penyakit dan hama pada tanaman jagung.








BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI GULMA,PENYAKIT DAN HAMA PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG
A.GULMA PADA TANAMAN JAGUNG
NO
NAMA GULMA
JENIS GULMA
FOTO GULMA
PENGENDALIAN
1.
- Amaranthus spinosus (bayam duri)

Gulma berdaun lebar
IMG_20160607_164521.jpg
Secara mekanis dengan mencabut,membabat dan secara kimiawi dengan herbisida.
2.
Portulaca oleracea (krokot)
Gulma berdaun lebar
IMG_20160607_164523.jpg
Secara mekanis dengan mencabut,membabat dan secara kimiawi dengan herbisida.
3.
Digitaria sanguinalis (rumput belalang)
Golongan rumput
IMG_20160607_164518.jpg
Secara mekanis dengan mencabut,membabat dan secara kimiawi dengan herbisida.
4.
Cyperus byllinga (teki)
Golongan teki

Secara mekanis dengan mencabut,membabat dan secara kimiawi dengan herbisida.
5.
Physalis longifolia (ciplukan)
Golongan berdaun lebar
Secara mekanis dengan mencabut,membabat dan secara kimiawi dengan herbisida.


PEMBAHASAN
Berikut beberapa gulma penting pada tanaman jagung :
1. Golongan rumput :
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan cirri, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun, contohnya:
- Digitaria sanguinalis (rumput belalang)
- Cynodon dactylon(rumput kakawatan/suket grinting)
- Echinochloa colona (jajagoan leutik)
- Eleusine indica (kelangan)
- Imperata cylindrica (alang-alang)
2. Golongan Teki:
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka, contohnya:
- Cyperus rotundus (teki)
- Cyperus byllinga (teki)
3. Golongan berdaun lebar:
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala, contohnya:
- Amaranthus spinosus (bayam duri)
- Ageratum conyzoides (babandotan)
- Spomoea sp
- Alternanthera phyloxiroides (kremah)
- Synedrella madiflora
- Portulaca oleracea (krokot)
-
Physalis longifolia (ciplukan)
-
Galinsoga ciliata
Kerugian utama yang ditimbulkan oleh gulma antara lain menurunkan kuantitas hasil, mengurangi kualitas hasil, mempersulit pengolahan tanah dan mengganggu kelancaran pengairan. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Persaingan gulma pada waktu itu menyebabkan turunnya hasil secara nyata. Gulma pada jagung dapat menurunkan hasil hingga 20-60%.
Tingkat persaingan antara tanaman dan gulma bergantung pada empat faktor, yaitu stadia pertumbuhan tanaman, kepadatan gulma, tingkat cekaman air dan hara, serta spesies gulma. Jika dibiarkan, gulma berdaun lebar dan rumputan dapat secara nyata menekan pertumbuhan dan perkembangan jagung.Gulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan cahaya. Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahaya untuk fotosintesis. Gulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi dan menghalangi cahaya pada permukaan daun, sehingga proses fotosintesis terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil. Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas. Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap
persaingan dengan gulma (Violic 2000).
Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma tergantung pada spesies gulma, kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta tingkat kesuburan tanah. Perbedaan spesies, akan menentukan kemampuan bersaing karena perbedaan system fotosintesis, kondisi perakaran dan keadaan morfologinya. Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dulu atau bersamaan dengan tanaman yang dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Persaingan gulma pada awall pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil.
Persaingannya berupa :
a. Persaingan dalam memperoleh air
b. Persaingan dalam memperoleh unsur hara
Gulma menyerap lebih banyak unsur hara dari pada tanaman. Pada bobot kering yang sama gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak dari jagung.
c. Persaingan dalam memperoleh cahaya
Dalam keaadaan air dan hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, maka faktor pembatas berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan, maka berbagai tanaman akan berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
d. Pengeluaran senyawa beracun. Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan cara interaksi biokimia, yaitu salah satunya dengan mengeluarkan senyawa beracun, yang akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman lain. Interaksi biokimia antara gulma dan tanaman ini dapat menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal. Persaingan yang timbul akibat hal ini adalah dikeluarkannya zat racun dari suatu tumbuhan yang disebut allelopathy.

Pengendalian Gulma
Keberhasilan pengendalian gulma merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tingkat hasil jagung yang tinggi. Gulma dapat dikendalikan melalui berbagai aturan dan karantina; secara biologi dengan menggunakan organisme hidup; secara fisik dengan membakar dan menggenangi, melalui budidaya dengan pergiliran tanaman, peningkatan daya saing dan penggunaan mulsa; secara mekanis dengan mencabut, membabat, menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan alat mekanis bermesin dan nonmesin, secara kimiawi menggunakan herbisida. Gulma pada pertanaman jagung umumnya dikendalikan dengan cara mekanis dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu dibatasi melalui pemaduan dengan cara pengendalian lainnya.













B.PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG
NO
NAMA PENYAKIT
FOTO/GAMBAR
BAGIAN TANAMAN YANG DISERANG
PENGENDALIAN
1.
Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

IMG_20160607_164513.jpg
Daun
Ø  Menanam varietas tahan penyakit bulai seperti varietas Bima 1, Bima 3, Bima 9, Bima 14, Bima  15,       Lagaligo, atau Gumarang 
Ø  Penanaman  jagung secara serempak
Ø  Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman        terserang penyakit bulai
.
2.
1.   Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)


Daun
Ø  Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terinfeksi bercak daun.
Ø  Penyemprotan  fungisida  menggunakan bahan aktif mankozeb atau dithiocarbamate. Dosis sesuai petunjuk di kemasan.

3.
Busuk Pelepah (Rhizoctonia    solani)



Pelepah daun
Ø  Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi
Ø  Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

4.
Busuk Batang


Batang
Ø  Melakukan pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah.
Ø  Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan dengan cendawan    antagonis Trichodermasp.
5.
Busuk tongkol Fusarium


Tongkol jagung
Ø  Menggunakan pemupukan berimbang.
Ø  Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika musim hujan bagian batang di bawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah ke atas.






PEMBAHASAN
1.Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)
Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100%, terutama varietas rentan.

a. Gejala
Gejala khas penyakit bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung, sangat jelas di pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.
Penyakit bulai tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik dimana gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi. Tanaman terinfeksi penyakit bulai saat umur tanaman masih muda umumnya tidak menghasilkan buah, tetapi bila terinfeksi saat tanaman sudah tua masih dapat terbentuk buah, sekalipun buahnya kecil-kecil karena  umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.
a. Penyebab
Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis yang luas sebarannya,
2. Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)
Gejala
Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering. Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.
Penyebab
Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum.
3. Busuk Pelepah (Rhizoctonia    solani)
a. Gejala
Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.
Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi semacam ini merupakan sumber inokulum utama.
b. Penyebab
Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani.
4.Busuk Batang
a. Gejala
Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan hingga 65%. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, serta bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan, penyebab penyakit busuk batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp., Fusarium sp. dan Macrophomina sp.
Penularan
Cendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya. Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh lalu menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria, serta mampu masuk ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke tongkol jagung. Akibat lebih kanjut, biji terinfeksi jika ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.
Busuk tongkol Fusarium
a. Gejala
Gejala penyakit ini ditandai permukaan biji tongkol jagung berwarna merah jambu sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas berwarna merah jambu. Cendawan berkembang baik pada sisa tanaman maupun di dalam tanah, cendawan ini dapat terbawa benih, penyebarannya dapat melalui angin atau tanah. Penyakit busuk tongkol Fusarium disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium moniliforme.


















C.HAMA PADA TANAMAN JAGUNG
NO
NAMA HAMA
FOTO/GAMBAR
BAGIAN TANAMAN YANG DISERANG
PENGENDALIAN
1.
Tikus
http://2.bp.blogspot.com/-NPphhQ-wdr4/U4g-ldqOxAI/AAAAAAAAAD8/lh__IuAsVhE/s1600/4r.jpg
Bagian batang
Diberi pestisida jenis phosfit,rodentisida
2.
Belalang

Bagian daun dan tulang daun
diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesium fluorosilikat.
3.
Orong-orong(anjing tanah)

Bagian akar tanaman
diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesium fluorosilikat.
4.
Kutu putih

Bagian daun
insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin
5.





PEMBAHASAN
.      Hama Tanaman
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia. Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa golongan, yaitu sebagai berikut.
  • Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan.
  • Aves, misalnya burung dan ayam.
  • Serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang.
  • Molusca, misalnya siput dan bekicot.
Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. Ciri – ciri hama antara lain sebagai berikut :
a)      Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b)      Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan sebagainya.
c)      Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil.
d)     Serangga hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata atau dapat dilihat secara langsung.
1. Tikus
Gejala serangan :
  1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
  2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan.
  3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda.
  4. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak.
Pengendaliannya  :
  1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
  2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
  4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2.Belalang
Gejala Serangan :

Gejala serangan belalang tidak spesifik, bergantung pada tipe tanaman yang diserang dan tingkat populasi. Daun biasanya bagian pertama yang diserang.
Hampir keseluruhan daun habis termasuk tulang daun, jika serangannya parah.Spesies ini dapat pula memakan batang dan tongkol jagung jikapopulasinya sangat tinggi de ngan sumber makanan terbatas
Nimfa dikendalikan dengan cara memukul, menjaring, membakar atau menggunakan perangkap lainnya. Menghalau nimfa ke suatu tempat yang sudah disiapkan di tempat terbuka untuk kemudian dimatikan. Nimfa yang sudah ada di tempat terbuka apabila memungkinkan juga dapat dilakukan pembakaran namun harus hati-hati agar api tidak merembet ke tempat lain. Pengendalian nimfa berperan penting dalam menekan perkembangan belalang.
Jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan belalang adalah jenis yang berbahan aktif organofosfat seperti fenitrothion.

3.Anjing tanah atau orong-orong (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa African)
Gejala serangan :

1. Hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan.
2. Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya sebagai predator.
3. Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik di senja hari.
Pengendaliannya :

1. Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik agar terowongan rusak.
4.Kutu putih/kutu kebul
Secara umum, serangan kutu kebul atau kutu putih menimbulkan sejumlah dampak berikut pada tanaman:
  • Daun melengkung ke atas, keriput, atau memelintir
  • Daun berbintik-bintik
  • Daun menguning, layu, dan rontok
  • Dertumbuhan terhambat, tanaman menjadi kerdil
  • Tunas dan percabangan tidak berkembang
  • Tanaman gagal berbunga, sehingga produktivitas/hasil panen sangat rendah
Cara pengendaliannya :
Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.




































BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur.
Gulma biasanya dinamakan “tumbuhan pengganggu”, tetapi bagi gulma lebih populer disebut rumput-rumputan. Menurut para ahli, gulma terdiri atas 3 golongan utama : golongan rumput, golongan teki, golongan tumbuhan berdaun lebar. Gulma yang paling banyak mengganggu tanaman ialah golongan rumput, golongan berdaun lebar, dan yang paling sedikit golongan teki.
Identifikasi hama, penyakit serta gulma pada taanaman yang dibudidayakan dilapangan (jagung) mengefektifkan pengendalian untuk memperoleh hasil yang optimal yang digunakan untuk mengendalikan atau mencegah populasi organisme pengganggu dan mengurangi kerusakan yang ditimbulkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa macam pengendalian disesuaikan dengan hasil identifikasi hama,penyakit dan gulma.

 salam mitalom,,,,salam sejahtera petani indonesia!!!



0 komentar:

Posting Komentar